Setelah kemarin kita membahas IoT, kini saya mencoba menjelaskan
pengertian dan contoh real dari information overload. Information
overload adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Alvin Toffler
dalam buku Future Shock, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana
seseorang menjadi sulit memahami suatu isu dan mengambil keputusan karena
ketersediaan informasi yang berlebih. Kebanyakan dari kita masih menganggap information
overload dengan pemahaman sebatas itu saja. Fenomena information
overload tidak saja terbatas pada jumlah informasi yang membludak, akan
tetapi juga bisa terjadi apabila terlalu banyak dijejali dengan informasi,
tidak faham tentang informasi yang ada, tidak tahu dimana mendapatkan infomasi
dan tidak dapat mengakses informasi.
Biasanya information overload biasanya berasal dari
kegiatan sehari-hari kita, seperti pesan grup WA pribadi atau grup, messenger,
BBM, email, mail, tugas-tugas kuliah, koran, majalah dan masih banyak yang
lainnya. Tidaklah heran jika setiap harinya kita telah mengahabiskan lebih dari
45% hanya untuk melakukan kegiatan seperti mengecek email,pesan wa, bbm, dan
media informasi lain. Hal itu berpengaruh pada kemampuan otak manusia dalam
menerima semua informasi. seperti penelitian oleh Baba Shiv di Stanford University, bahwa manusia yang menerima informasi terlalu banyak akan
memiliki beban kognitif dari usaha-usaha yang mereka gunakan untuk membuka,
membaca dan menaggapi berbagai macam informasi yang ada.
Contoh nyata dari efek adanya information overload pada diri
saya ketika dalam tulisan saya kemarin tentang IoT salah menuliskan (sudah
dibenarkan) , dari yang benarnya “Internet of Things” salah menjadi “Internet
of Thinks”. Itu adalah salah satu efek dari banyaknya informasi yang masuk pada
memori saya tetapi tidak memahami secara teks dalam penulisan. Lantas bagaimana
kita menyikapi fenomena seperti ini ? sebenarnya ada banyak cara dan tergantung
pada diri kita masing-masing. Salah satu cara yang pernah saya coba ketika
menrima ribuan pesan dari grup wa, saya langsung meghapus isi pesan grup
tersebut, dan kemudian menanyakan kepada salah satu anggota grup tentang topic informasi
yang sedang dibahas.
Referensi :
- Is Information Overload Real? Or Are We Just a Wimpy Generation? (Video). (n.d.). Diambil 28 September 2016, dari http://archive.feedblitz.com/968315/~4874228
- Makna, J. G. M. F. M. (n.d.). Information Overload “Dituntut Kemampuan Memilih” (Analisa, 28 Pebruari 2012). Diambil dari http://harangan-sitora.blogspot.com/2012/02/information-overload-dituntut-kemampuan.html
- Priyanto, Ida Fajar. 2016. Memory, cognition, & disruptive technology. Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM.