Rabu, 28 September 2016

Information overload






Setelah kemarin kita membahas IoT, kini saya mencoba menjelaskan pengertian dan contoh real dari information overload. Information overload adalah istilah yang pertama kali dipopulerkan oleh Alvin Toffler dalam buku Future Shock, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang menjadi sulit memahami suatu isu dan mengambil keputusan karena ketersediaan informasi yang berlebih. Kebanyakan dari kita masih menganggap information overload dengan pemahaman sebatas itu saja. Fenomena information overload tidak saja terbatas pada jumlah informasi yang membludak, akan tetapi juga bisa terjadi apabila terlalu banyak dijejali dengan informasi, tidak faham tentang informasi yang ada, tidak tahu dimana mendapatkan infomasi dan tidak dapat mengakses informasi.
Biasanya information overload biasanya berasal dari kegiatan sehari-hari kita, seperti pesan grup WA pribadi atau grup, messenger, BBM, email, mail, tugas-tugas kuliah, koran, majalah dan masih banyak yang lainnya. Tidaklah heran jika setiap harinya kita telah mengahabiskan lebih dari 45% hanya untuk melakukan kegiatan seperti mengecek email,pesan wa, bbm, dan media informasi lain. Hal itu berpengaruh pada kemampuan otak manusia dalam menerima semua informasi. seperti penelitian oleh Baba Shiv di Stanford University, bahwa manusia yang menerima informasi terlalu banyak akan memiliki beban kognitif dari usaha-usaha yang mereka gunakan untuk membuka, membaca dan menaggapi berbagai macam informasi yang ada.
Contoh nyata dari efek adanya information overload pada diri saya ketika dalam tulisan saya kemarin tentang IoT salah menuliskan (sudah dibenarkan) , dari yang benarnya “Internet of Things” salah menjadi “Internet of Thinks”. Itu adalah salah satu efek dari banyaknya informasi yang masuk pada memori saya tetapi tidak memahami secara teks dalam penulisan. Lantas bagaimana kita menyikapi fenomena seperti ini ? sebenarnya ada banyak cara dan tergantung pada diri kita masing-masing. Salah satu cara yang pernah saya coba ketika menrima ribuan pesan dari grup wa, saya langsung meghapus isi pesan grup tersebut, dan kemudian menanyakan kepada salah satu anggota grup tentang topic informasi yang sedang dibahas.

 Referensi :

  • Is Information Overload Real? Or Are We Just a Wimpy Generation? (Video). (n.d.). Diambil 28 September 2016, dari http://archive.feedblitz.com/968315/~4874228

  • Makna, J. G. M. F. M. (n.d.). Information Overload “Dituntut Kemampuan Memilih” (Analisa, 28 Pebruari 2012). Diambil dari http://harangan-sitora.blogspot.com/2012/02/information-overload-dituntut-kemampuan.html

  • Priyanto, Ida Fajar. 2016.  Memory, cognition, & disruptive technology. Materi Kuliah Isu-isu Kontemporer Informasi. Yogyakarta: Program Studi Kajian Budaya dan Media Minat Studi Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM.



5 komentar:

  1. Tugas artikel yang belum selesai mendekati deadline juga mengakibatkan information overload, iya kan, Mas Fikri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget pak dani.. Tapi biasanya muncul adrenalin yang luar biasa ketika itu.. Hehe

      Hapus
    2. The power of deadline. Turun temurun sejak dulu kala.
      contoh paling nyata --> Candi Prambanan

      ^_^ hehe.. #peace

      Hapus
  2. Benar sekali Mas Fikri, kita tidak perlu membaca/memahami semua informasi yang masuk ke kita, karena itu akan membuang-buang waktu yang kita butuhkan itu cuma inti dari sebuah informasi.

    BalasHapus
  3. termasuk mencari-cari bahan yang akan digunakan sebagai dasar menulis atau susahnya membaca tulisan berbahasa Inggris untuk dijadikan referensi....

    BalasHapus