Kamis, 06 Oktober 2016

CONTEXT OF INFORMATION NEED



Wilson, T.D., 1981, On User Studies and Information Needs. Journal of Librarianship
 
Dari teori Wilson dapat diketahui kebutuhan informasi manusia terbagi dalam tiga konteks, yaitu kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang (person’s environment), peran sosial yang disandang (social roles), dan personal (1981). Salah satu kebutuhan terbesar manusia adalah memenuhi kebutuhan kognitifnya. Wilson mengartikan kebutuhan kognitif (cognitive needs) sebagai ‘need to find order and meaning in the environment’ (Eeva-Liisa: 1998).
Ketika seseorang ataupun kelompok membutuhkan informasi maka seseorang atau kelompok itu berhadapan dengan context of information need. Context of information need ini dapat diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Dalam context of information need meliputi environment, social role dan person physiological, affective and cognitive. Environment diartikan dengan lingkungan yang didalamnya terdiri seseorang dan kelompok. Keberadaan lingkungan juga akan mempengaruhi keakuratan sebuah informasi. Environment dapat dibagi lagi dalam beberapa jenis seperti lingkungan kerja, lingkungan sosial-kultural, lingkungan politik, lingkungan ekonomi dan lingkungan fisik. Maka faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan informasi.
Kedua adalah faktor social role, diartikan sebagai peran sosial yang disandang oleh seseorang, peran sosial antar satu orang dengan orang lain akan pasti berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan informasinya. Seorang yang mempunyai peran sosial sebagai seorang dosen akan berbeda kebutuhan informasinya dengan seorang yang memegang peran sosial dokter.
Faktor ketiga yaitu person physiological, affective and cognitive diartikan sebagai kemampuan dari setiap orang atau individu, baik dalam segi fisik seseorang ( psychological), segi perasaan seseorang (affective), dan segi pikiran seseorang (cognitive). Penjelasan psychological mengarah pada fisik seseorang. Segi affective mengarah pada perasaan seorang disaat seseorang mempunyai motif untuk mendapatkan sebuah informasi. Terakhir yang bisa mempengaruhi seseorang mendapatkan informasi dari segi pikiran seseorang.
Pada akhirnya kebutuhan akan sebuah informasi saling berinteraksi antara personal, peran sosial yang dilakukan dan tingkat kompetensi seseorang yang diharapkan oleh lingkungan. Disaat seseorang atau sebuah kelompok terdorong untuk mendapatkan informasi, maka semua faktor diatas sangat menentukan bagi seseorang atau kelompok. Tetapi disaat semua faktor itu menentukan untuk mendapatkan informasi, akan berhadapan dengan hambatan. Hambatan diterima seseorang ketika membutuhkan informasi, antara lain hambatan personal, role related dan environmental. Personal mengarah pada individu saat proses penemuan informasi, sedangkan role related merupakan hambatan yang seseorang alami ketika menemukan informasi. saat seseorang membutuhkan informasi akan terhubung dengan peran sosial orang lain. Hambatan yang datang dari lingkungan ekternal/situasional, yaitu hambatan dalam masalah waktu, budaya yang berlaku, dan yang berkaitan dengan karakteristik sumber informasi (Faber, et.al.:2006).
Ada perbedaan antara elemen environment, social role dan person yang di dalam kotak dan diluar kotak. Apabila environment, social role dan person di dalam kotak lebih mengarah pada diri setiap individu, sedangakan environmental,role related dan personal  diluar kotak itu seseorang atau kelompok sudah melakukan proses penemuan informasi, sehingga muncul beberapa hambatan. Elemen yang ada di dalam kotak masih bersifal personal tiap-tiap individu dan belum melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhannya. 
 Dari penjelasan teori diatas dapat diberikan contoh yaitu Lembaga Survei Indonesia atau Lingkaran Survei Indonesia. Pada beberapa bulan lagi akan diselenggarakan pilkada di beberapa daerah di Indonesia, merupakan proses untuk menentukan kejayaan Indonesia 5 tahun kedepan. Akan tetapi bagi lembaga survei Indonesia, agenda pemilukada ini merupakan waktu dimana sebuah informasi sangat dibutuhkan, nantinya informasi itu diolah dan disebarkan kemasyarakat Indonesia.
  Disaat Lembaga Survei Indonesia membutuhkan sebuah informasi, ia akan menghadapi beberapa faktor yang berasal dari dalam. Faktor itu bisa berasal dari lingkungan lembaga itu sendiri, biasanya kredibilitas baik buruknya sebuah keputusan yang diambil sebuah lembaga bisa berasal dari keputusan atasan. Faktor kedua social role, dalam sebuah lembaga social role ini lebih mengarah pada prinsip lembaga itu sendiri, mau dibawa kemana lembaga itu, apakah untuk meneliti atau mensurvei. Faktor ketiga ialah faktor yang berasal dari person lembaga itu, ini mengarah pada misi dan visi sebuah lembaga survei Indonesia ini.
  Lembaga survei Indonesia membutuhkan informasi terkait calon gubernur,wakil gubernur dan koalisi antar pantai. Ketika menemukan informasi maka akan berhadapan dengan gangguan seperti gangguan dari lingkungan, gangguan dari role related dan personal. Gangguan dari lingkungan biasanya sebuah informasi sulit didapatkan karena banyak pemberi informasi itu tidak akurat memberikan informasi. Hambatan kedua berasal dari role related, ketika LSI membutuhkan informasi, maka harus berelasi dengan partai-partai, pemerintah dan masyarakat. Hambatan yang terahir yaitu hambatan yang berasal dari personal lembaga survei itu sendiri. Biasanya lembaga survei akan mengalami kesulitan jika kebutuhan informasi didapat tak sesuai dengan yang diharapkan. 

Referensi :
Case, Donald O. 2008, Looking for Information. A Survey of Research on Information   Seeking, Needs, and Behavior. United Kingdom: Emerald Group Publishing Limited.
Eeva-Liisa, E., 1998, University student’s information seeking behaviour in a changing learning environment
Faber, T. et al., 2006, Virtual Reference in an Academic Environment: Quantitative and Qualitative Analysis of Users : Information Needs and Information-Seeking Behavior. Interdisciplinary Ph. D. Program, SLIS Interdisciplinary Ph. D. Program, SLIS University of North Texas. Annual Conference 2006, Atlanta, GA.
Wilson, T.D., 1981, On User Studies and Information Needs, Journal of    Librarianship, 37(1), 3-15
Wilson, T.D. (1999), “Models in information behaviour research” dalam Journal of Documentation, vol 55 no. 33, hal. 259 – 270


1 komentar:

  1. "Faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan informasi" tetapi di sisi lain, informasi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, di era Open Access seperti sekarang ini, masih banyak juga orang yang menganggap Open Access akan menyebabkan plagiarisme, sehingga informasi tidak dibuka dan pada akhirnya informasi yang dibuat tidak memiliki implikasi apa apa.

    BalasHapus