Wilson, T.D., 1981, On User
Studies and Information Needs. Journal of Librarianship
Dari teori
Wilson dapat diketahui kebutuhan informasi manusia terbagi dalam tiga konteks,
yaitu kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang (person’s environment),
peran sosial yang disandang (social roles), dan personal (1981). Salah
satu kebutuhan terbesar manusia adalah memenuhi kebutuhan kognitifnya. Wilson
mengartikan kebutuhan kognitif (cognitive needs) sebagai ‘need to
find order and meaning in the environment’ (Eeva-Liisa: 1998).
Ketika seseorang ataupun kelompok membutuhkan
informasi maka seseorang atau kelompok itu berhadapan dengan context of information need. Context of information need ini dapat
diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Dalam context of information need meliputi environment, social role dan person physiological, affective and
cognitive. Environment diartikan
dengan lingkungan yang didalamnya terdiri seseorang dan kelompok. Keberadaan
lingkungan juga akan mempengaruhi keakuratan sebuah informasi. Environment
dapat dibagi lagi dalam beberapa jenis seperti lingkungan kerja, lingkungan sosial-kultural,
lingkungan politik, lingkungan ekonomi dan lingkungan fisik. Maka faktor
lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan informasi.
Kedua adalah faktor social role, diartikan sebagai peran sosial
yang disandang oleh seseorang, peran sosial antar satu orang dengan orang lain
akan pasti berbeda dalam hal memenuhi kebutuhan informasinya. Seorang yang
mempunyai peran sosial sebagai seorang dosen akan berbeda kebutuhan
informasinya dengan seorang yang memegang peran sosial dokter.
Faktor ketiga yaitu person physiological, affective and cognitive diartikan sebagai kemampuan
dari setiap orang atau individu, baik dalam segi fisik seseorang ( psychological), segi perasaan seseorang
(affective), dan segi pikiran
seseorang (cognitive). Penjelasan psychological mengarah pada fisik
seseorang. Segi affective mengarah pada
perasaan seorang disaat seseorang mempunyai motif untuk mendapatkan sebuah
informasi. Terakhir yang bisa mempengaruhi seseorang mendapatkan informasi dari
segi pikiran seseorang.
Pada akhirnya kebutuhan
akan sebuah informasi saling berinteraksi antara personal, peran sosial yang
dilakukan dan tingkat kompetensi seseorang yang diharapkan oleh lingkungan.
Disaat seseorang atau sebuah kelompok terdorong untuk mendapatkan informasi,
maka semua faktor diatas sangat menentukan bagi seseorang atau kelompok. Tetapi
disaat semua faktor itu menentukan untuk mendapatkan informasi, akan berhadapan
dengan hambatan. Hambatan diterima seseorang ketika membutuhkan informasi,
antara lain hambatan personal, role related dan environmental. Personal
mengarah pada individu saat proses penemuan informasi, sedangkan role related merupakan hambatan yang
seseorang alami ketika menemukan informasi. saat seseorang membutuhkan
informasi akan terhubung dengan peran sosial orang lain. Hambatan yang datang dari lingkungan ekternal/situasional, yaitu hambatan dalam masalah waktu, budaya
yang berlaku, dan yang berkaitan dengan karakteristik sumber informasi (Faber,
et.al.:2006).
Ada
perbedaan antara elemen environment,
social role dan person yang di
dalam kotak dan diluar kotak. Apabila environment,
social role dan person di dalam
kotak lebih mengarah pada diri setiap individu, sedangakan environmental,role related dan personal
diluar kotak itu seseorang atau kelompok
sudah melakukan proses penemuan informasi, sehingga muncul beberapa hambatan.
Elemen yang ada di dalam kotak masih bersifal personal tiap-tiap individu dan belum melakukan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhannya.
Dari
penjelasan teori diatas dapat diberikan contoh yaitu Lembaga Survei Indonesia
atau Lingkaran Survei Indonesia. Pada beberapa bulan lagi akan diselenggarakan pilkada di
beberapa daerah di Indonesia, merupakan proses untuk menentukan kejayaan
Indonesia 5 tahun kedepan. Akan tetapi bagi lembaga survei Indonesia, agenda
pemilukada ini merupakan waktu dimana sebuah informasi sangat dibutuhkan, nantinya
informasi itu diolah dan disebarkan kemasyarakat Indonesia.
Disaat
Lembaga Survei Indonesia membutuhkan sebuah informasi, ia akan menghadapi
beberapa faktor yang berasal dari dalam. Faktor itu bisa berasal dari
lingkungan lembaga itu sendiri, biasanya kredibilitas baik buruknya sebuah
keputusan yang diambil sebuah lembaga bisa berasal dari keputusan atasan. Faktor
kedua social role, dalam sebuah lembaga
social role ini lebih mengarah pada
prinsip lembaga itu sendiri, mau dibawa kemana lembaga itu, apakah untuk
meneliti atau mensurvei. Faktor ketiga ialah faktor yang berasal dari person
lembaga itu, ini mengarah pada misi dan visi sebuah lembaga survei Indonesia
ini.
Lembaga survei Indonesia membutuhkan
informasi terkait calon gubernur,wakil gubernur dan koalisi antar pantai.
Ketika menemukan informasi maka akan berhadapan dengan gangguan seperti
gangguan dari lingkungan, gangguan dari role
related dan personal. Gangguan
dari lingkungan biasanya sebuah informasi sulit didapatkan karena banyak pemberi
informasi itu tidak akurat memberikan informasi. Hambatan kedua berasal dari role related, ketika LSI membutuhkan
informasi, maka harus berelasi dengan partai-partai, pemerintah dan masyarakat.
Hambatan yang terahir yaitu hambatan yang berasal dari personal lembaga survei itu sendiri. Biasanya lembaga survei akan
mengalami kesulitan jika kebutuhan informasi didapat tak sesuai dengan yang
diharapkan.
Referensi :
Case,
Donald O. 2008, Looking for Information.
A Survey of Research on Information Seeking,
Needs, and Behavior. United Kingdom: Emerald Group Publishing Limited.
Eeva-Liisa,
E., 1998, University student’s information seeking behaviour in a changing learning
environment
Faber, T. et al., 2006, Virtual Reference in an Academic
Environment: Quantitative and Qualitative Analysis of Users : Information Needs
and Information-Seeking Behavior. Interdisciplinary Ph. D. Program, SLIS
Interdisciplinary Ph. D. Program, SLIS University of North Texas. Annual
Conference 2006, Atlanta, GA.
Wilson, T.D., 1981, On User
Studies and Information Needs, Journal of Librarianship, 37(1), 3-15
Wilson, T.D. (1999), “Models in information behaviour research”
dalam Journal of Documentation, vol 55 no. 33, hal. 259 – 270
"Faktor lingkungan sangat mempengaruhi terhadap kebutuhan informasi" tetapi di sisi lain, informasi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Misalnya, di era Open Access seperti sekarang ini, masih banyak juga orang yang menganggap Open Access akan menyebabkan plagiarisme, sehingga informasi tidak dibuka dan pada akhirnya informasi yang dibuat tidak memiliki implikasi apa apa.
BalasHapus