Senin, 20 Februari 2017

LIBRARY DESIGN


 
Membahas mengenai desain perpustakaan yang menarik tidak akan berhasil secara optimal apabila kita tidak mengetahui akar permasalahan yang ada. Bagi sebagian orang, perpustakaan di Indonesia di kognisikan sebagai tempat untuk menyimpan buku dengan tata ruang yang biasanya sempit dan jauh dari kesan menarik untuk dikunjungi. Padahal desain dan ruang perpustakaan sangat berpengaruh pada pemakai perpustakaan. Baik focus desain pada penerapan tata cahaya, penerapan warna, penerapan suhu, sirkulasi udara, dekorasi ruangan hingga kenyamanan ruangan.
Hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah seorang pustakawan. sering kali seorang arsitek kurang memperhatikan unsur estetika dan fungsi dari sebuah gedung perpustakaan. Maka dari itu sebelum membangun sebuah gedung perpustakaan perlu adanya perencanaan yang matang agar nantinya dapat menciptakan perpustakaan yang nyaman bagi pemustaka dan pustakawan. Untuk itu, pembangunan sebuah gedung perpustakaan harus memiliki setidaknya tim yang terdiri atas :
a. Arsitek
b. Pustakwan
c. Konsultan Pustakawan
d. Desainer interior
e. dan Kepala Lembaga.
            Lantas bagiamana gaya dan focus desain untuk perpustakaan di masa yang akan datang? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya mencoba memberikan beberapa unsur kunci yang diambil dari www.buildingfutures.org.uk, dalam mengembangkan perpustakaan di masa yang akan datang.
Pertama, Menentukan Prinsip Dasar.
Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah perpustakaan di masa yang datang harus memiliki prisip kenapa didirikannya sebuah perpustakaan. Misalnya untuk perpustakaan kota, tujuan dan fungsi dibangunnya perpustakaan kota ini sebagai pusat belajar masyarakat, sebagai tempat tujuan yang menarik, sebagai tempat public yang ramah dan nyaman bagi penggunanya. Sehingga perpustakaan kota dapat memberikan desain yang menarik sedemikian rupa agar dapat menarik minat warga masayarakatnya.
Kedua, Perpustakaan sebagai rumah kedua. 
Hubungan antara perpustakaan dan rumah sudah berubah, Karena lebih banyak pemustaka lebih memilih catalog online. Hal ini adalah salah satu dampak dari adanya internet. Maka dari itu perpustakaan sebagai lembaga informasi seakan dilupakan. Untuk itu penting untuk diberlakukan untuk perpustakaan dapat menarik pengunjung dengan cara memiliki dasain yang menarik dan unik. Sehingga fungsi perpustakaan yang salah satunya sebagai tempat bermain dan bersantai dapat kembali lagi.
Ketiga, menjadikan perpustakaan sebagai jendela dunia. 
Artinya adalah bahwa perpustakaan yang secara historis lebih banyak mengeksplorasi buku-buku, jurnal dan bentuk pendidikan dan desain yang ala kadarnya. Maka dengan perpustakaan di masa depan harus juga mencerminkan kebebasan, kesenangan, dan menggunakan teknologi sebagai tambahan. Transparansi antara desain eksterior dan interior akan lebih menarik disbanding salah satu diantara keduanya.
(Kurnia, n.d.)
Referensi :
Kurnia, N. (n.d.). Pengaruh Desain Interior terhadap Kenyamanan Pemustaka di Perpustakaan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. Diambil dari https://www.academia.edu/15379954/Pengaruh_Desain_Interior_terhadap_Kenyamanan_Pemustaka_di_Perpustakaan_Dinas_Kelautan_dan_Perikanan_Provinsi_Jawa_Tengah

2 komentar:

  1. sepanjang kaidah Ranganathan digterapkan mungkin perpustakaan akan bisa mengikuti perkembangan yang terjadi; walaupun edukasi dan pemahaman tentang fungsi perpustakaan juga harus disosialisasikan.

    BalasHapus
  2. tidak kalah penting adalah edukasi masyarakat tentang perpustakaan dan manfaatnya. Mengenalkan perpustakaan kepada anak-anak sejak usia dini akan memberikan mereka pemahaman tentang perpustakaan melalui pengalaman-pengalaman memanfaatkan perpustakaan.

    BalasHapus